Seminar Smart Railway Technology a Case Study in Indonesia – Malaysia
Universitas Narotama (UNNAR) bersama Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA) dan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) menyelenggarakan seminar Smart Railway Technology a Case Study in Indonesia – Malaysia pada Rabu, 16 Mei 2018 di Conference Hall UNNAR. Seminar ini menghadirkan narasumber Dr. Ir. Hermanto Dwiatmoko, MSTr, IPU (Ketua Umum MASKA) dan Dr. Ing. Joewono Prasetijo (Head of Department of Rail Transportation Engineering Technology Faculty of Engineering Technology UTHM) dengan moderator Dr. Sri Wiwoho Mudjanarko, ST, MT (Kepala LPPM UNNAR).
Hermanto Dwiatmoko yang memberikan materi tentang perkembangan perkeretaapian di Indonesia mengatakan, tantangan bagi perguruan tinggi adalah perkembangan teknologi prasarana dan sarana perkeretaapian di dunia sehubungan program pemerintah yang akan memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian. Selain itu, keterbatasan tenaga ahli bidang perkeretaapian khususnya regulator, operator, konsultan dan kontraktor perkeretaapian. Di Indonesia ada keterbatasan perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu perkeretaapian sehingga penelitian bidang perkeretaapian sangat terbatas. Bagaimana peran perguruan tinggi? Menurut Hermanto Dwiatmoko, peran perguruan tinggi yakni dengan melaksanakan pendidikan dan pengembangan bidang perkeretaapian, mempersiapkan SDM perkeretaapian melalui pendidikan teknik perkeretaapian (sipil, mesin, elektronika), melaksanakan pendidikan sarjana dan magister bidang perkeretaapian. “Untuk itu perlu disusun kurikulum yang tepat, melaksanakan pelatihan khusus bidang perkeretaapian misalnya, desain jalan rel, desain sarana perkeretaapian, pengawasan pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian,” kata Hermanto Dwiatmoko. Sementara itu, Joewono Prasetijo memaparkan tentang “Malaysian Railway Technology – Roadmap”. Teknologi rekayasa dalam program transportasi kereta api bertujuan untuk mengembangkan pemahaman tentang desain transportasi kereta api, operasi dan pemeliharaan sistem kereta api. Program ini akan mempersiapkan lulusan dengan pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan pengalaman di lapangan untuk masuk ke karir masing-masing di industri transportasi kereta api. Pertumbuhan pesat teknologi industri di Malaysia dan secara global telah menciptakan permintaan besar untuk para manajer transportasi kereta api, insinyur teknologi dan keselamatan, peneliti, dan akademisi. [nar] Foto: Dr. Ing. Joewono Prasetijo memaparkan materi dalam Seminar Smart Railway Technology a Case Study in Indonesia – Malaysia yang berlangsung di Conference Hall UNNAR, Rabu 16 Mei 2018.
Hermanto Dwiatmoko yang memberikan materi tentang perkembangan perkeretaapian di Indonesia mengatakan, tantangan bagi perguruan tinggi adalah perkembangan teknologi prasarana dan sarana perkeretaapian di dunia sehubungan program pemerintah yang akan memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian. Selain itu, keterbatasan tenaga ahli bidang perkeretaapian khususnya regulator, operator, konsultan dan kontraktor perkeretaapian. Di Indonesia ada keterbatasan perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu perkeretaapian sehingga penelitian bidang perkeretaapian sangat terbatas. Bagaimana peran perguruan tinggi? Menurut Hermanto Dwiatmoko, peran perguruan tinggi yakni dengan melaksanakan pendidikan dan pengembangan bidang perkeretaapian, mempersiapkan SDM perkeretaapian melalui pendidikan teknik perkeretaapian (sipil, mesin, elektronika), melaksanakan pendidikan sarjana dan magister bidang perkeretaapian. “Untuk itu perlu disusun kurikulum yang tepat, melaksanakan pelatihan khusus bidang perkeretaapian misalnya, desain jalan rel, desain sarana perkeretaapian, pengawasan pembangunan prasarana dan sarana perkeretaapian,” kata Hermanto Dwiatmoko. Sementara itu, Joewono Prasetijo memaparkan tentang “Malaysian Railway Technology – Roadmap”. Teknologi rekayasa dalam program transportasi kereta api bertujuan untuk mengembangkan pemahaman tentang desain transportasi kereta api, operasi dan pemeliharaan sistem kereta api. Program ini akan mempersiapkan lulusan dengan pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan pengalaman di lapangan untuk masuk ke karir masing-masing di industri transportasi kereta api. Pertumbuhan pesat teknologi industri di Malaysia dan secara global telah menciptakan permintaan besar untuk para manajer transportasi kereta api, insinyur teknologi dan keselamatan, peneliti, dan akademisi. [nar] Foto: Dr. Ing. Joewono Prasetijo memaparkan materi dalam Seminar Smart Railway Technology a Case Study in Indonesia – Malaysia yang berlangsung di Conference Hall UNNAR, Rabu 16 Mei 2018.
Leave a Comment